mandapa za

mandapa za

Jumat, 28 November 2014

Air Mata Rasulullah Untuk Kaum Wanita

Air Mata Rasulullah
Untuk Kaum Wanita
Pasca Isra Mi'raj Rasulullah Saw selalu murung. Ketika Ali dan Fatimah bertanya ada apa dibalik kesedihan itu? Rasulullah mengaku tidak tega dan mengeluarkan air mata melihat banyaknya wanita dari umatnya menerima siksa neraka .
Dikisahkan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah pagi itu mendatangi rumah Rasulullah Saw. Begitu ucap salam terus masuk sambil berjabat tangan dgn Rasulullah, Ali dan Fatimah melihat raut muka ayahnya dibasahi air mata.
Dengan serta merta Fatimah bertanya :
"Wahai ayah , apa yang membuat ayah bersedih. Mengapa air mata ayah terus menetes. Adakah kesalahan yang kami perbuat?"
Rasulullah hanya diam saja.
Kemudian Ali pun bertanya,"Wahai Rasulullah apa yang menyebabkan engkau sedih dan menangis?"
Tanpa diduga,justru Rasulullah menjawab pertanyaan Ali.
"Wahai Ali, ketika aku Isra Mi'raj, aku melihat para wanita umatku disiksa di neraka Jahanam dengan berbagai macam siksaan. Sebab itu aku menangis karena melihat beratnya siksaan mereka itu."
"Aku melihat enam kelompok wanita yg disiksa dgn jenis siksaan yg berbeda beda,"
"Pertama :
Aku melihat seorang wanita yg digantung dgn rambutnya dan otaknya mendidih.
"Kedua :
Aku melihat wanita digantung dgn lidahnya, lalu air panas dituangkan ketenggorokannya.
"Ketiga :
Aku melihat wanita yg kedua kakinya hingga puting payudaranya dan kedua tangannya di ikatkan pada ubun ubunnya, kemudian Allah mengumpankan ke ular ular berbisa dan kala jengking."
"Ke empat :
Aku melihat wanita yg digantung dgn puting susunya."
"Kelima :
Aku melihat wanita dimana kepalanya seperti kepala babi dan tubuhnya seperti tubuh keledai dan dia dihadapkan beribu ribu siksaan."
"Keenam :
Aku melihat wanita dgn bentuk rupa seekor anjing,sedangkan api masuk dari mulutnya dan keluar dari duburnya,lalu para malaikat memukuli dgn palu palu dari api."
Kemudian Fatimah bertanya kepada Rasulullah." Wahai Rasulullah, apakah yg diperbuat oleh kaumku hingga mereka memperoleh siksaan yg mengerikan seperti itu? Ucap Fatimah dgn nada sedih.
"Wahai putriku, wanita yg digantung dgn rambutnya itu adalah wanita yg tidak mau menutupi rambutnya(aurat) dari lelaki selain keluarga dan suaminya.
Sedangkan wanita yg digantung dgn lidahnya adalah wanita yg lisannya selalu menyakiti suaminya.
"Lalu wanita yg digantung dgn puting payu daranya itu adalah wanita yg mengajak tidur laki laki lain ditempat tidur suaminya.
"Lalu wanita yg kedua kakinya di ikat hingga puting payudaranya dan tangannya sampai ubun ubun lalu digerogoti ular dan kalajengking adalah wanita yg tidak mandi jinabat(junuh) saat haid dan mengabaikan Shalat."
Wanita berkepala babi dan bertubuh keledai adalah wanita yg suka mengadu domba dan tukang dusta ."
"Sedangkan wanita yg bertubuh seperti seekor anjing dimana api masuk lewat mulut dan keluar melalui duburnya adalah wanita wanita yg mengungkit ungkit pemberian dan pendengki."
"Wahai ayah,adakah pesan khusus bagi kami kaum wanita?" ucap Fatimah
"Wahai putriku ,kecelakaan basarlah bagi wanita yg durhaka kepada suami ," sabda Rasulullah.
Mendengar cerita ayahnya Baginda Rasulullah Saw, Fatimah meneteskan air mata seraya berpamitan pulang.
Wahai para wanita,tentunya kita tahu apa yang ditangisi oleh Rasulullah Saw ,Fatimah serta Ali bin Abi Thalib tentang nasib kaum wanita. Untuk itu berhati hatilah dalam hidup ini. Pegang kuat Iman dan Taqwamu.
Semoga kita semua menjadi orang orang yang terhindar dari Neraka dan termasuk ke dalam orang orang yang selamat.
Aamiin Ya Robbal'alain.......

Rabu, 26 November 2014

Syukur yang Mendekatkan Kepada Allah SWT




Email : Mandapa_za01@yahoo.co.id, zamandapa@gmail.com  / www.sieaa.blogspot.com
Syukur yang Mendekatkan Kepada Allah SWT

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah
Marilah pada kesempatan ini kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan diri dan keluarga kita dengan melakukan berbagai amal kebaikan yang dapat memperbanyak pahala. Diantaranya dengan memenuhi perintah-Nya bersyukur atas segala nikmat dan rahmat yang diberikan oleh-Nya kepada kita semua.
Jama’ah Jum’ah yang berbahagia
Syukur merupakan salah satu sifat mahmudah yang harus dimiliki seorang muslim. Syukur tidaklah sekedar ungkapan  rasa terimakasih seorang hamba kepada Allah swt, tetapi juga merupakan wahana menuju (wushul) kepada Allah swt.Dalil tentang perintah bersyukur sangatlah jelas diterangkan dalam al-Baqarah ayat 152
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku ( QS al-Baqarah 152 )
Seringkali orang memahami bahwa syukur merupakan uangkapan manusia atas nikmat yang diberikan oleh Allah swt kepada mereka, sehingga syukur terkesan hanya sebagai  ‘re-aksi‘ seorang hamba kepada Tuhannya yaitu Allah swt. Padahal sesungguhnya tidaklah sesederhana itu. Karena sesungguhnya syukur merupakan salah satu wasilah mendekatkan diri kepada Allah swt. Syukur merupakan prilaku ibadah tersendiri yang apabila dikelola dengan benar oleh hamba akan mempermudahkan perjalanan mendekati Yang Maha Agung. Atau yang oleh para ahli tasawwuf dikatakan sebagai wushul kepada Allah swt.
Begitulah kiranya, Allah swt menaruh kata syukur bedekatan dengan kata dzikir dalam ayat diatas. Tidak lain karena, posisi syukur sama pentingnya dengan dzikir kepadaNya. Keduanya (dzikir dan syukur) sama-sama akan menghantarkan kita kepada-Nya.
Apabila diperhatikan secara seksama, potongan pertama ayat di atas yang berbunyi ‘fadzkuruni adzkurkum’ mengandung pemahaman bahwa barang siapa mengingat Allah swt maka Allah swt juga  akan mengingatnya. Artinya barang siapa berdzikir kepada-Nya, maka Allah swt akan selalu dekat dengannya.
Mengenai hal ini Rasulullah saw pernah berkata kepada para sahabatnya “maukah kalian aku tunjukkan amal yang paling bagus, yang paling bersih (di sisi-Nya) dan lebih berharga dari pada infaq emas-perak, juga lebih bernilai dibandingkan jika kalian memenggal leher musuh dan kemudian musuh itu memenggal lehermu (mati syahid di medan perang)”. Para sahabat kemudian menjawab  “mau ya Rasul” lalu nabi membalas “itulah dzikir kepada Allah swt”.

 Pada kesempatan lain dalam hadits qudsi juga diterangkan
 اَنَا مَعَ عَبْدِ اِذَا ذَكَرَنِى
Aku akan selalu menyertai hamabaku, selama hambaku ingat kepadaku dan kedua bibirnya selalu bergerak-gerak
Kedua hadits di atas menunjukkan betapa dzikir itu sungguh berharga di sisi-Nya. Karena dzikir merupakan wahana mendekatkan diri kepadaNya. Dan begitupula dengan syukur yang tidak kalah berharganya dengan dzikir, sebagaimana keduanya diperintahakan oleh Allah dalam al-Baqarah ayat 152 dengan redaksi ‘fadzkuruni dan wasykuruli ’.
Pertanyaannya kemudian, syukur seperti apakah yang berharga senilai dengan dzikir? Syukur seperti apakah yang dapat menghantarkan kita mendekat kepada Nya? yaitu syukur yang mengandung tiga hal sekaligus pertama, syukur billisan, syukur bil janan dan syukur bil arkan
Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, jika ketiganya tidak terkumpul dalam satu tindakan, maka syukur itu tidak akan mampu mendorong diri manusia mendekat kepadaNya.
Hadirin Jama’ah Jum’ah yang Dimuliakan Allah swt.
Pertama, Syukur billisan. Yaitu menggunakan lisan sebagai media representasi rasa terimakasih kepada Tuhan dengan mengucapkan kalimat ‘alhamdulillah’. Kalimat yang hanya terdiri dari dua kata ini jika terucap dari mulut seorang hamba, maka sejatinya hamba itu telah mengakui keagungan dan kemewahan rahmat Allah swt atas segala yang telah ditakdirkan dan diberlakukan kepadanya. Sebagaimana tersimpan dalam huruf ‘al’ dalam al-hamdu yang bermakna ‘lil istighraq’. Artinya segala macam puja dan puji hanya kepada-Nya. Ini sekaligus juga menepis adanya pengakuan lain selain Allah swt. membersihkan dari dari rasa syirik yang mungkin menempel dalam hati kecil manusia. Oleh karena itu Allah swt menggaransi siapapun yang mengucapkan Alhamdulillah dengan ridha-Nya. Maka dari itu marilah kita bersama-sama melatih diri membiasakan mengucap Alhamdulillah dalam laku kita. baik setelah makan, setelah minum, setelah berpakaian, setelah shalat dan lain sebagainya. Karena jikalau Allah swt telah meridhai kita, rasanya Allah tidak akan membiarkan makanan yang telah masuk ke dalam perut kita sebagai penyakit. Jika Allah telah meridhai kita maka kehidupan kita akan berjalan di atas trek ketentuan-Nya.
Demikian keterangan hadits Rasulullah saw;

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنْ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا 
أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا. رواه مسلم

Bahwa Rasulullah saw pernah bersabda sesungguhnya Allah swt (pasti) meridhai seorang hamba yang makan makanan kemudian bersyukur (mengucap alhamdulillah) atau meminum minuman kemudian bersyukur (mengucap alhamdulillah) .
Yang Kedua (biljanan) yaitu tidak hanya berhenti sekedar ucapan alhamdulillah saja.Tetapi harus disertai dengan tambahnya rasa dalam hati (biljanan)akan rasa cinta kepada Allah swt sebagai Sang Pemberi rizki. Itulah perasaan yang diutamakan. Baru menyusul kemudian rasa senang dan gembira akan rizki yang diberikan kepadanya.
Disinilah para Jama’ah yang Dirahmati Allah… yang perlu digaris bawahi bahwa yang utama adalah menambahkan rasa cinta kepada Allah Sang Pemberi nikmat, lalu setelah baru rasa senang dan gembira atas rizki yang diberikan oleh-Nya.

Yang ketiga dan terakhir, adalah menyertai ucapan dan perasaan itu dengan tindakan konkrit (bilarkan). Berupa berbagai macam kewajiban syariat yaitu zakat, bila memang sudah memenuhi syaratnya. Artinya, nikamt yang diberikan Allah kepadanya harus digunakan sebagai alat mendekatkan diri kepada Allah swt. Jangan sampai rizki pemberian dari-Nya menemuhi salah sasaran dipergunakan selain kepentingan ilahiyah.
Jika memang ketiga hal ini dirangkai dalam satu tindakan syukur, maka Allah akan menjamin kehidupan hamba itu dan meridhainya. Hal ini pulalah yang akan menghantarkan kita memahami ayat special untuk syukur yang berbunyi : Qs Ibrohim 7
وَاِذۡ تَاَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَٮِٕنۡ شَكَرۡتُمۡ لَاَزِيۡدَنَّـكُمۡ‌ وَلَٮِٕنۡ كَفَرۡتُمۡ اِنَّ عَذَابِىۡ لَشَدِيۡدٌ ‏ ﴿۷﴾  
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

Selasa, 18 November 2014

HABIB SHOLEH BIN MUHSIN AL HAMID ( TANGGUL JEMBER JAWA TIMUR)

HABIB SHOLEH BIN MUHSIN AL HAMID ( TANGGUL JEMBER JAWA TIMUR)

Beliau adalah Seorang wali qhutub yang lebih dikenal Dengan nama habib Sholeh Tanggul, Ulama Karismatik yang berasal dari Hadro maut pertama kali melakukan da’wahnya ke Indonesia sekitar tahun 1921 M dan menetap di daerah tanggul Jember Jawa timur. Habib Sholeh lahir tahun 1313 H dikota Korbah , ayahnya bernama Muhsin bin Ahmad juga seorang tokoh Ulama dan Wali yang sangat di cintai masyarakat , Ibunya bernama Aisyah ba umar.

Sejak Kecil Habib sholeh gemar sekali menuntut ilmu , beliau banyak belajar dari ayahandanya yang memang seorang Ahli ilmu dan Tashauf , berkat gembelengan dan didikan dari ayahnya Habib sholeh memilki kegelisahan Batiniyah yang rindu akan Alloh Swt dan Rindunya Kepada Rosululloh SAW, akhirnya beliau melakukan Uzlah ( Mengasingkan diri) selama hampir 7 tahun sepanjang waktu selama beruzlah Habib Sholeh memperbanyak Baca al quran , Dzikir dan membaca Sholawat . Hingga Akhirnya Habib Sholeh Di datangi Oleh tokoh Ulama yang juga wali Quthub Habib Abu bakar bin Muhammad assegaf dari Gresik, Habib Sholeh Diberi sorban hijau yang katanya Sorban tersebut dari Rosululloh SAW dan ini menurut Habib Abu bakar assegaf adalah suatu Isyarat bahwa Gelar wali Qhutub yang selama ini di sandang oleh habib Abubakar Assegaf akan diserahkan Kepada Habib Sholeh Bin Muhsin , Namun Habib sholeh Tanggul merasa bahwa dirinya merasa tidak pantas mendapat gelar Kehormatan tersebut. Sepanjang Hari habib Sholeh tanggul Menangis memohon kepada Alloh Swt agar mendapat Petunjuknya.

Dan suatu ketika habib Abyubakar Bin Muhammad assegaf gresik mengundang Habib sholeh tanggul untuk berkunjung kerumahnya , setelah tiba dirumah habib Abubakar Bin Muhammad assegaf menyuruh Habib Sholeh tanggul untuk melakukan Mandi disebuah kolam Milik Habib Abu bakar Assegaf , setelah mandi habib Sholeh tanggul di beri Ijazah dan dipakaikan Sorban kepadanya. Dan hal tersebut merupakan Isyarat Bahwa habib Abubakar Bin Muhammad Assegaf telah memberikan Amanat kepada Habib sholeh tanggul untuk melanjutkan Da’wak kepada masyrakat.

Habib Sholeh mulai melakukan berbagai aktifitas dakwahnya kepada Masyarakat, dengan menggelar berbagai Pengajian-pengajian . Kemahiran beliau dalam penyampaian dakwahnya kepada masyarakat membuat beliau sangat dicintai , dan Habib sholeh Mulai dikenal dikalangan Ulama dan habaib karena derajat keimuan serta kewaliaan yang beliau miliki. Habib sholeh tanggul sering mendapat Kunjungan dari berbagai tokoh ulama serta habaib baik sekedar untuk bersilahturahim ataupun untuk membahas berbagai masalah keaganmaan, bahkan para ulama serta habaib di tanah air selalu minta didoakan karena menurut mereka doa Habib sholeh tanggul selalu di kabulkan oleh alloh SWt, Pernah suatu ketika habib Sholeh tanggul berpergian dengan habib Ali Al habsy Kwitang dan Habib ali bungur dalam perjalanan Beliau melihat kerumunan Warga yang sedang melaksanakan sholat Istisqo’ ( Sholat minta hujan ) karena musim kemarau yang berkepanjangan , lalu Habib sholeh Memohon kepada alloh Untuk menurunkan Hujan maka seketika itupula hujan turun. Beliau berpesan kepada jama’ah Majlis ta’limnya apabila do’a-doa kita ingin dikabulkan oleh Alloh Swt jangan sekali-kali kita membuat alloh murka dengan melakukan Maksiyat, Muliakan orang tua mu dan beristiqomalah dalam melaksanakan sholat subuh berjama’ah.

Habib Sholeh berpulang kerahmatulloh pada tanggal 7 sawal 1396 h atau sekitar tahun 1976, hingga sekarang Karomah beliau yang tampak setelah beliau meninggal adalah bahwa maqom beliau tidak pernah sepi dari para jamaah yang datang dari berbagai daerah untuk berziarah apalagi waktu perayaan haul beliau yang diadakan setiap hari kesepuluh dibulan syawal ribuan orang akan tumpah ruah kejalan untuk memperingati Khaul beliau.;

Sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki al Hasani - Makkah

Sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki al Hasani - Makkah
Sayyid Prof. Dr. Muhammad ibn Sayyid ‘Alawi ibn Sayyid ‘Abbas ibn Sayyid ‘Abdul ‘Aziz al-Maliki al-Hasani al-Makki al-Asy’ari asy-Syadzili lahir di Makkah pada tahun 1365 H. Pendidikan pertamanya adalah Madrasah Al-Falah, Makkah, dimana ayah beliau Sayyid Alawi bin Abbas al Maliki sebagai guru agama di sekolah tersebut yang juga merangkap sebagai pengajar di halaqah di Haram Makki.

Beliau juga belajar kepada ulama-ulama Makkah terkemuka lainnya, seperti Sayyid Amin Kutbi, Hassan Masshat, Muhammad Nur Sayf, Sa’id Yamani, dan lain-lain. Sayyid Muhammad memperoleh gelar Ph.D-nya dalam Studi Hadits dengan penghargaan tertinggi dari Jami’ al-Azhar di Mesir, pada saat baru berusia dua puluh lima tahun. Beliau kemudian melakukan perjalanan dalam rangka mengejar studi Hadits ke Afrika Utara, Timur Tengah, Turki, Yaman, dan juga anak benua Indo-Pakistan, dan memperoleh sertifikasi mengajar (ijazah) dan sanad dari Imam Habib Ahmad Mashhur al Haddad, Syaikh Hasanayn Makhluf, Ghumari bersaudara dari Marokko, Syekh Dya’uddin Qadiri di Madinah, Maulana Zakariyya Kandihlawi, dan banyak lainnya. Sayyid Muhammmad merupakan pendidik Ahlus Sunnah wal Jama’ah, seorang

‘alim kontemporer dalam ilmu hadits, ‘alim mufassir (penafsir) Qur’an, Fiqh, doktrin (‘aqidah), tasawwuf, dan biografi Nabawi (sirah).

Sayyid Muhammad al-Makki merupakan seorang ‘aliim yang mewarisi pekerjaan dakwah ayahanda, membina para santri dari berbagai daerah dan negara di dunia Islam di Makkah al-Mukarromah. Ayahanda beliau adalah salah satu guru dari ulama-ulama sepuh di Indonesia, seperti Hadratus Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari, KH. Abdullah Faqih Langitan, KH. Maimun Zubair dan lain-lain. Dalam meneruskan perjuangan ayahandanya, Sayyid Muhammad sebelumnya mendapatkan sedikit kesulitan karena beliau merasa belum siap untuk menjadi pengganti ayahnya. Maka langkah pertama yang diambil adalah melanjutkan studi dan ta’limnya terlebih dahulu. Beliau berangkat ke Kairo dan Universitas al-Azhar Assyarif merupakan pilihannya. Setelah meraih S1, S2 dan S3 dalam fak Hadith dan Ushuluddin beliau kembali ke Makkah untuk melanjutkan perjalanan yang telah di tempuh sang ayah. Disamping mengajar di Masjidil Haram di halaqah, beliau diangkat sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz- Jeddah dan Univesitas Ummul Qura Makkah bagian ilmu Hadith dan Usuluddin. Cukup lama beliau menjalankan tugasnya sebagai dosen di dua Universitas tsb, sampai beliau memutuskan mengundurkan diri dan memilih mengajar di Masjidil Haram sambil membuka majlis ta’lim dan pondok di rumah beliau. Adapun pelajaran yang di berikan baik di masjidil haram atau di rumah tidak bertumpu pada ilmu tertentu seperti di Universitas, akan tetapi semua pelajaran yang diberikannya bisa di terima semua masyarakat baik masyarakat awam atau terpelajar, semua bisa menerima dan mencicipi apa yang diberikan Sayyid Muhammad Maka dari itu beliau selalu menitik beratkan untuk membuat rumah yang lebih besar dan bisa menampung lebih dari 500 murid per hari yang biasa dilakukan selepas sholat Maghrib sampai Isya di rumahnya di Hay al Rashifah. Begitu pula setiap bulan Ramadan dan hari raya, beliau selalu menerima semua tamu dan muridnya dengan tangan terbuka tanpa memilih golongan atau derajat. Semua di sisinya sama tamu-tamu dan murid murid, semua mendapat penghargaan yang sama dan semua mencicipi ilmu bersama.

Dari rumah beliau telah keluar ulama-ulama yang membawa panji Rasulallah ke suluruh pelosok permukaan bumi. Di Indonesia, India, Pakistan, Afrika, Eropa, Amerika, apa lagi di Asia yang merupakan sebagai orbit dakwah Sayyid Muhammad al Maliki, ribuan murid murid beliau yang bukan hanya menjadi kyai dan ulama akan tetapi tidak sedikit yang masuk ke dalam pemerintahan. Di samping pengajian dan taklim yang rutin di lakukan setiap hari, beliau juga mengasuh pondok yang jumlah santrinya tidak sedikit, semua berdatangan dari penjuru dunia, belajar, makan, dan minum tanpa di pungut biaya sepeser pun bahkan beliau memberikan beasiswa kepada para santri sebagai uang saku. Setelah beberapa tahun belajar, para santri dipulangkan ke negara-negara mereka untuk menyiarkan agama.

Sayyid Muhammad al Maliki dikenal sebagai guru, pengajar dan pendidik yang tidak beraliran keras, tidak berlebih- lebihan, dan selalu menerima hiwar dengan hikmah dan mauidhah hasanah. Beliau ingin mengangkat derajat dan martabat Muslimin menjadi manusia yang berperilaku, baik dalam muamalatnya kepada Allah dan kepada sesama, terhormat dalam perbuatan, tindakan serta pikiran dan perasaannya. Beliau adalah orang cerdas dan terpelajar, berani dan jujur serta adil dan cinta kasih terhadap sesama. Itulah ajaran utama Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki. Beliau selalu menerima dan menghargai pendapat orang dan menghormati orang yang tidak sealiran dengannya. Semua yang berlawanan diterima dengan sabar dan usaha menjawab dengan hikmah dan memecahkan sesuatu masalah dengan kenyataan dan dalil-dalil yang benar bukan dengan emosi dan pertikaian yang tidak bermutu dan berkesudahan.

Sayyid Muhammad tahu persis bahwa kelemahan Islam terdapat pada pertikaian para ulamanya dan ini memang yang diinginkan musuh Islam. Sampai-sampai beliau menerima dengan rela digeser dari kedudukannya baik di Universitas dan ta’lim beliau di masjidil Haram. Semua ini beliau terima dengan kesabaran dan keikhlasan bahkan beliau selalu menghormati orang orang yang tidak sependapat dan sealiran dengannya, semasih mereka memiliki pandangan khilaf yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunah. Adapun ulama yang telah mendapat gemblengan dari Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki, mereka sangat pandai, di samping menguasai bahasa Arab, mereka juga menguasai ilmu-ilmu agama yang cukup untuk dijadikan pegangan dan referensi di negara-negara mereka. Pada akhir hayat beliau saat terjadi insiden teroris di Saudi Arabia, beliau mendapatkan undangan dari ketua umum Masjidil Haram Syekh Sholeh bin Abdurahman Alhushen untuk mengikuti “Hiwar Fikri” di Makkah yang diadakan pada tg 5 sd 9 DhulQo’idah 1424 H dengan judul “Al-qhuluw wal I’tidal Ruya Manhajiyyah Syamilah”, di sana beliau mendapat kehormatan untuk mengeluarkan pendapatnya tentang thatarruf atau yang lebih poluler disebut ajaran yang beraliran fundamentalists atau extremist (keras). Dan dari sana beliau telah meluncurkan sebuah buku yang sangat popular dikalangan masyarakat Saudi yang berjudul “Alqhuluw Dairah Fil Irhab Wa Ifsad Almujtama”.

Dari situ, mulailah pandangan dan pemikiran beliau tentang da’wah selalu mendapat sambutan dan penghargaan masyarakat luas. Pada tg 11/11/1424 H, beliau mendapat kesempatan untuk memberikan ceramah di hadapan wakil raja Amir Abdullah bin Abdul Aziz yang isinya beliau selalu menggaris-bawahi akan usaha menyatukan suara ulama dan menjalin persatuan dan kesatuan da’wah. Di samping tugas beliau sebagai da’i, pengajar, pembibing, dosen, penceramah dan segala bentuk kegiatan yang bermanfaat bagi agama, beliau juga seorang pujangga besar dan penulis unggul. Tidak kurang dari 100 buku yang telah dikarangnya, semuanya beredar di seluruh dunia. Tidak sedikit dari kitab-kitab beliau yang beredar telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, Prancis, Urdu, Indonesia dll. Mafahim Yujibu an-Tusahhah (Konsep-konsep yang perlu diluruskan) adalah salah satu kitab karya Sayyid Muhammad, red. bersinar layaknya suatu kemilau mutiara.

Inilah seorang manusia yang menantang rekan-rekan senegaranya, kaum Salafi-Wahhabi, dan membuktikan kesalahan doktrin-doktrin mereka dengan menggunakan sumber-sumber dalil mereka. Untuk keberanian intelektualnya ini, Sayyid Muhammad dikucilkan oleh ‘rumah Najd’ dan dituduh sebagai “seorang yang sesat”. Beliau pun dicekal dari kedudukannya sebagai pengajar di Haram (yaitu di Masjidil Haram, Makkah, red.). Kitab-kitab karya beliau dilarang, bahkan kedudukan beliau sebagai professor di Umm ul-Qura pun dicabut. Beliau ditangkap dan passport-nya ditahan. Namun, dalam menghadapi semua hal tersebut, Sayyid Muhammad sama sekali tidak menunjukkan kepahitan dan keluh kesah. Beliau tak pernah menggunakan akal dan intelektualitasnya dalam amarah, melainkan menyalurkannya untuk memperkuat orang lain dengan ilmu (pengetahuan) dan tasawwuf.

Saat kaum Salafi-Wahhabi mendiskreditkan beliau, beliau pun menulis lebih banyak buku dan mendirikan Zawiyyah beliau sendiri yang menjadi “United Nations” (Perserikatan Bangsa- Bangsa) dari para ‘Ulama. Akhirnya, protes dari dunia Muslim memaksa kaum Salafi-Wahhabi untuk menghentikan usaha mereka mem-peti es-kan sang ‘alim kontemporer’ yang paling terkenal dalam mazhab Maliki ini. Beberapa di antara mereka bahkan mulai mendukung beliau. Kedengkian mereka sebenarnya didorong oleh fakta bahwa Sayyid Muhammad al-Maliki jauh lebih unggul untuk dijadikan tandingan mereka. Dengan sendirian saja, beliau mengambil Islam Sunni dari klaim tangan-tangan Neo-Khawarij Salafi-Wahhabi dan menempatkannya kembali ke tangan mayoritas ummat ini. Melalui berbagai karya-karyanya yang menonjol, beliau menyuntikkan kepercayaan diri yang amat dibutuhkan dalam perdebatan saat kaum jahil yang mengandalkan ijtihad pribadi mulai meracuni pemikiran umat Islam.

Beliau wafat hari jumat tgl 15 ramadhan 1425 H ( 2004 M) dan dimakamkan di pemakaman Al-Ma’la disamping makam istri Rasulullah Saw. Khadijah binti Khuailid Ra. dengan meninggalkan 6 putra, Ahmad, Abdullah, Alawi, Ali, al- Hasan dan al-Husen dan beberapa putri-putri yang tidak bisa disebut satu persatu disini. Dan yang menyaksikan pemakaman beliau hampir seluruh umat muslimin yang berada di Makkah pada saat itu termasuk para pejabat, ulama, para santri yang datang dari seluruh pelosok negeri, baik dari luar Makkah atau dari luar negeri. Semuanya menyaksikan hari terakhir beliau sebelum disemayamkan, setelah disholatkan di Masjidil Haram ba’da sholat isya yang dihadiri oleh tidak kurang dari sejuta manusia. Begitu pula selama tiga hari tiga malam rumahnya terbuka bagi ribuan orang yang ingin mengucapkan belasungkawa dan melakukan `aza’. Dan di hari terakhir `Aza, wakil Raja Saudi, Amir Abdullah bin Abdul Aziz dan Amir Sultan datang ke rumah beliau untuk memberikan sambutan belasungkawa dan mengucapkan selamat tinggal kepada pemimpin agama yang tidak bisa dilupakan umat.

Ketika jenazah Sayyid Muhammad Al Maliki hendak dishalatkan di Masjidil Haram, ribuan warga kota Mekkah bergantian menggusung jenazahnya. Dikabarkan toko-toko di sekitar Masjidil Haram yang dilewati jenazah mematikan lampu sebagai tanda dukacita. Kebesaran keluarga Al Maliki, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara Afrika, Mesir, dan Asia Tenggara. Jadi tidak heran dengan meninggalnya Sayyid Muhammad Al Maliki umat Islam telah kehilangan satu ulama yang telah mengoreskan tinta sejarah perjuangan menegakkan kalimat tauhid di muka bumi ini yang menjadi tauladan buat kita semua.
sumber : http://purnamarjuna.blogspot.com

Minggu, 09 November 2014

BAHAYA MABUK PUJIAN

Bahaya Mabuk Pujian

Dipuji, dikagumi, diperlakukan spesial itu sangat nikmat, sehingga banyak orang yang sangat merindukannya.
Dan bagi yang tak hati – hati dan tak kuat iman, akan banyak kerusakan yang timbul bila sudah diperbudak dan mabuk pujian.
Seperti orang mabuk; berpikir, berbicara, bersikap dan mengambil keputusan menjadi tak normal / error.
Hati akan cenderung hilang kepekaan, mudah tersinggung dan sakit hati bila orang tak memuji atau mmperlakukannya tak sesuai harapan.
Hidup selalu galau, sangat cemas orang tak lagi memperhatikannya. akal selalu berputar akibatnya jadi kurang peduli kepada yang lain, selalu orientasi diri sendiri.
Sibuk sekali membangun ‘kemasan’/topeng’ demi penilaian orang walau harus berhutang atau menanggung resiko yang berat.
Orang – orang disekitarnya pecinta penilaian manusia, tak akan merasa nyaman, karena yang bersangkutanpun tak nyaman dengan dirinya sendiri.
Hubungan dengan Allohpun semakin terhijab, walau banyak ilmu agama dan rajin ibadah, karena di hatinya bukanlah Alloh yang dituju melainkan sibuk dengan penilaian makhluk.
Mengapa orang memuji? Karena mereka tidak tahu siapa diri kita. Kalau mereka tahu siapa kita sebenarnya, pasti mereka tak akan memuji. Celakanya kalau dipuji, kita menikmati sesuatu yang sesungguhnya tidak ada pada diri ini.
Pujian dapat membuat kita jadi yakin seperti apa yang dikatakan orang, sampai kita tidak jujur kepada diri sendiri. Sebenarnya yang tahu seperti apa diri ini adalah kita sendiri. Orang yang memuji hanya menyangka saja.
Seharusnya, pujian itu membuat kita malu. Karena apa yang mereka katakan, sebenarnya tidak ada pada diri kita. Tapi bagi para pecinta dunia, mereka akan menikmati sesuatu yang tidak ada pada dirinya. Artinya, dia berbohong pada dirinya sendiri.
Bahayanya pujian itu ada tiga :
Pertama, kita jadi terpenjara oleh pujian orang. Kita takut kehilangan segala pujian pada diri. Akibatnya, kita melakukan apa saja supaya pujian itu tidak hilang. Orang yang dipuji dan memercayai pujian, dia tidak akan menerima nasihat dari orang lain. Karena dia benar-benar termakan, terbelenggu dan terpenjara oleh pujian tersebut.
Kedua, dia sangat sulit mengakui kekurangannya. Ini adalah malapetaka. Orang yang tidak bertaubat, dialah orang zalim. Orang yang tidak mau mengakui dosanya itu termasuk zalim. Kalau kita telah menyakiti orang, tetapi tidak mengakui, berarti kita sudah zalim. Zalim pada orang dan pada diri sendiri.
Ketiga, kalau orang sudah senang dipuji, maka tidak ada ikhlas dalam dirinya. Karena segala perbuatan yang dilakukannya hanya untuk mempertahankan pujian. Dia akan mengatur penampilan dan sikapnya agar terlihat baik bagi orang. Apakah mungkin orang seperti ini akan ikhlas? Jawabannya tidak! Karena dia melakukan apapun bukan untuk Allah lagi, tapi karena untuk pujiannya. Tiap hari pekerjaannya hanya berpikir bagaimana agar tetap dianggap teladan.
Seorang anak yang sudah terbiasa dipuji, berarti kita merusak dia. Dia akan merasa dirinya istimewa. Dia merasa dirinya khusus dan merasa dirinya lebih dari orang lain. Maka tunggulah ketika dia dewasa, dia tidak akan memandang orang tuanya. Karena dia dibesarkan untuk tidak jujur melihat dirinya. Dia dibesarkan untuk melihat dan membangun topengnya.
Rasulullah SAW bahkan amat tidak berkenan bila melihat orang lain memuji-muji:
“Bila kamu melihat orang-orang yang sedang memuji-muji dan menyanjung-nyanjung maka taburkanlah pasir ke wajah-wajah mereka.” (HR. Ahmad)
Jangan menikmati pujian atau jangan termakan terjebak pujian. Pujian itu bisa memabukkan diri seseorang. Segalanya bisa jadi alat untuk membuatnya dipuji. Berbuat sederhana pun bisa menjadi alat pujian, yakni, supaya dinilai tawadlu. Padahal dengan pujian-pujian itu hidupnya bisa menjadi munafik. Orang-orang di sekitarnya juga tidak nyaman, karena orang-orang tidak bisa dibeli hatinya dengan kepura-puraan.
Islam mengajarkan kita menjadi orang yang asli. Murni tanpa rekayasa dan kepura-puraan. Apa yang kita perbuat tujuannya cuma satu agar Allah menerima (ridha). Tidak ada masalah dengan penerimaan dan penghargaan dari orang lain. Yang penting apa yang kita lakukan benar, tidak menyakiti dan melanggar hak orang lain.
Tidak ada kepura-puraan, tidak ada kepalsuan. Antara perbuatan dan perkataan sama, maka akan tercipta rasa nyaman. Nyaman untuk kita, nyaman untuk orang di sekitar kita. Kalau berpura-pura, kita akan merasa tidak nyaman. Orang lain pun juga merasa sama, tidak nyaman.
Islam itu nyaman di hati betapapun badai harus dihadapi. Kenapa? Karena tidak ada kepura-puraan.

Ditulis oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )

ALQUR'AN MENJAWAB SEMUA PERMASALAHAN

KENAPA AKU DIUJI ?
AL-QURAN MENJAWAB :
اَحَسِبَ النَّاسُ اَنۡ يُّتۡرَكُوۡۤا اَنۡ يَّقُوۡلُوۡۤا اٰمَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَـنُوۡنَ‏ 
وَلَقَدۡ فَتَـنَّا الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِهِمۡ‌ فَلَيَـعۡلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيۡنَ صَدَقُوۡا وَلَيَعۡلَمَنَّ الۡكٰذِبِيۡنَ
Qs. Al-Ankabut : 2-3 “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi ? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
KENAPA AKU TAK MENDAPAT APA YANG AKU INGINKAN ?
AL-QURAN MENJAWAB :
كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الۡقِتَالُ وَهُوَ كُرۡهٌ لَّـكُمۡ‌ۚ وَعَسٰۤى اَنۡ تَكۡرَهُوۡا شَيۡـــًٔا وَّهُوَ خَيۡرٌ لَّـکُمۡ‌ۚ وَعَسٰۤىاَنۡ تُحِبُّوۡا شَيۡـــًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمۡؕ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ وَاَنۡـتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ
Qs. Al-Baqarah : 216 “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui
 KENAPA UJIAN SEBERAT INI ?
AL-QURAN MENJAWAB :
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَهَا
Qs. Al-Baqarah : 286 “Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
KENAPA FRUSTASI ?
AL-QURAN MENJAWAB :
وَلَا تَهِنُوۡا وَ لَا تَحۡزَنُوۡا وَاَنۡتُمُ الۡاَعۡلَوۡنَ اِنۡ كُنۡتُمۡ مُّؤۡمِنِيۡنَ
Qs. Al-Imran : 139 “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman
 BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPINYA ?
AL-QURAN MENJAWAB :
وَاسۡتَعِيۡنُوۡا بِالصَّبۡرِ وَالصَّلٰوةِ ‌ؕ وَاِنَّهَا لَكَبِيۡرَةٌ اِلَّا عَلَى الۡخٰشِعِيۡنَۙ
Qs. Al-Baqarah : 45 “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sholat; dan sesungguhnya sholat itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk” Tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah semata.
 APA YANG AKU DAPAT ?
AL-QURAN MENJAWAB :
اِنَّ اللّٰهَ اشۡتَرٰى مِنَ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ اَنۡفُسَهُمۡ وَاَمۡوَالَهُمۡ بِاَنَّ لَهُمُ الۡجَــنَّ
Qs. At-Taubah : 111 “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri, harta mereka dengan memberikan SURGA/ jannah untuk mereka”
 KEPADA SIAPA AKU BERHARAP ?
AL-QURAN MENJAWAB :
فَاِنۡ تَوَلَّوۡا فَقُلۡ حَسۡبِىَ اللّٰهُ ۖ  لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ؕ عَلَيۡهِ تَوَكَّلۡتُ‌ ؕ وَهُوَ رَبُّ الۡعَرۡشِ الۡعَظِيۡمِ
Qs. At-Taubah : 129 “Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dari-Nya. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal.
 AKU TAK SANGGUP !!
AL-QURAN MENJAWAB :
يٰبَنِىَّ اذۡهَبُوۡا فَتَحَسَّسُوۡا مِنۡ يُّوۡسُفَ وَاَخِيۡهِ وَلَا تَايۡــَٔسُوۡا مِنۡ رَّوۡحِ اللّٰهِ‌ؕ اِنَّهٗ لَا يَايۡــَٔسُ مِنۡ رَّوۡحِ اللّٰهِ اِلَّا الۡقَوۡمُ الۡكٰفِرُوۡنَ
Qs. Yusuf : 87  “Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yg kafir…


Ditulis oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )