mandapa za

mandapa za

Selasa, 03 Maret 2015

Allah Swt Berfirman dalam kitab taurat

قاَلَ اللهُ تَباَرَكَ وَتَعاَلىَ ؛ شَهِدْتُ نَفْسِى لِنَفْسِى أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ أَناَ وَحْدِى لاَ شَرِيْكَ لىِ مُحَمَّدٌ عَبْدِى وَرَسُوْلىِ , فَمَنْ لَمْ يَرْضَ بِقَضاَئىِ وَلَمْ يَصْبُرْ عَلَى بَلاَئِى وَلَمْ يَشْكُرْ نِعِماَئِى وَلَمْ يَقْتَعْ بِعَطاَئِى فَلْيَطْلُبْ رَبًّا سِواَئِى , وَمَنْ أَصْبَحَ حَزِيْناً عَلَى الدُّنْياَ فَكَأَنَّماَ أَصْبَحَ ساَخِطاً عَلَىَّ , وَمَنْ شَكاَ مُصِيْبَةً نَزَلَتْ بِهِ فَقَدْ شَكاَنِى , وَمَنْ أَجَلَّ غَنِيًّا ِلأَجْلِ غِناَهُ ذَهَبَ ثُلُثاَ دِيْنِهِ , وَمَنْ وَمَنْ لَطَمَ عَلَى وَجْهِهِ عَلَى مَيِّتٍ فَكَأَنَّماَ هَدَمَ كَعْبَتِى بِيَدِهِ وَكَأَنَّماَ أَخَذَ رُمْحاً يُحاَرِبُنِى بِهِ , وَمَنْ لَمْ يُباَلِ مِنْ أَيْنَ يَأْكُلُ لَمْ يُباَلِ اللهُ مِنْ أَىْ باَبٍ يُدْخِلُهُ النَّارَ , وَمَنْ لَمْ يَكُنْ كُلَّ يَوْمٍ فىِ زِياَدَةِ مِنْ دِيْنِهِ فَهُوَ فىِ نُقْصاَنٍ وَمَنْ كاَنَ فىِ نُقْصاَنٍ كاَنَ المَوْتُ خَيْراً لَهُ , وَمَنْ عَمِلَ بِماَ عَلِمَ وَرَثَهُ اللهُ عِلْمَ ماَلَمْ يَعْلَمْ , وَمَنْ أَطاَلَ أَمَلَهُ لَمْ يُخْلِصْ عَمَلُهُ
Artinya :
Allah Swt berfirman (dalam kitab taurat) : “Aku bersaksi kepada diriku sendiri, tiada tuhan selain Aku, Aku sendiri, tidak ada yang bersekutu dengan Aku, Muhammad adalah hamba-Ku dan utusan-Ku.
Barang siapa tidak rela dengan keputusan-Ku tidak sabar atas musibah-Ku tidak syukur akan nikmat-Ku tidak merasa cukup akan pemberian-Ku maka silahkan cari tuhan selain Aku !?.
Barang siapa pagi-pagi hari merasa sedih akan urusan dunia (tidak memiliki uang) kama dia seolah pagi-pagi hari sudah membenci Aku.
Barang siapa bercerita tentang musibah yang menimpanya maka dia sungguh bercertia kepada-Ku, (artinya jangan mencertikan musibah kecuali hanya kepada Allah)
Barang siapa mengagungkan orang kaya karena kekayaannya (ingin dikasihani) maka sungguh sepertiga agamanya telah hilang.
Barang siapa menampar pipinya sendiri karena ditinggal mati saudara maka dia seolah merubuhkan ka’bah-Ku dengan tangannya, dan dia seolah mengambil senjata untuk memerangi Aku.
Barang siapa tidak peduli dari mana dia makan (halal ataukah haram) maka Allah tidak peduli dari pintu manapun memasukan dirinya ke dalam neraka.
Barang siapa di setiap hari tidak meningkat akan ilmu agama dan amalnya maka sesungguhnya dia dalam keadaan merugi dan barang siapa tetap dalam keadaan merugi maka kematian adalah lebih baik bagi dirinya.
Barang siapa melakukan amal ibadah dengan ilmu yang dimilikinya maka Allah akan memberikan ilmu yang tidak diketahuinya.
Barang siapa memanjangkan harapan dalam umur dunianya maka amal ibadahnya tidak akan pernah ikhlas”.
Dan lain sebagainya.