mandapa za

mandapa za

Sabtu, 26 April 2014

" HUKUM MEMBACA KATA SAYYIDINA DALAM PEMBACAAN SHALAWAT "


" HUKUM MEMBACA KATA SAYYIDINA DALAM PEMBACAAN SHALAWAT "


Menambahkan kata “SAYYIDINA” dalam pembacaan shalawat, seperti shalawat Ibrahimiyyah, baik di dalam shalat maupun di luar shalat hukumnya disunnahkan. Hal itu diterangkan di dalam kitab “Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu”, karya Dr. Wahbah az-Zuhaili, jilid 1halaman 721, cetakan “Darul Fikr”, Beirut – Libanon dengan keterangan sebagai berikut
Artinya
---------
“Ulama Hanafiyyah dan Syafi’iyyah berkata: Disunnahkan menambahkan kata "Sayyid” pada nama Muhammad dalam shalawat Ibrahimiyyah. Karena penambahan informasi dengan insiden yang ada adalah essensi dari upaya menempuh adab yang baik. Dengan demikian, menambahkan kata “Sayyid” pada nama Muhammad lebih utama daripada tidak menambahkannya.
Adapun kaitannya dengan hadits yang berbunyi, ‘Janganlah kalian mengagungkanku dalam shalat’, hadits ini adalah hadits maudhu’ atau palsu.
Atas dasar itu redaksi shalawat yang lebih sempurna adalah sebagai berikut:
اللهم صل علی سيدنا محمد وعلی ال سيدنا محمد
گما صليت علی سيدنا إبراهيم وعلی ال سيدنا إبراهيم
وبارك علی سيدنا محمد وعلی ال سيدنا محمد
گما بارکت علی سيدنا إبراهيم وعلی ال سيدنا إبراهيم
فی العالمين إنك حميد مجيد
(Allâhumma sholli ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin wa ‘alâ âli Sayyidinâ Muhammadin kamâ shollaita ‘alâ Sayyidinâ Ibrôhîma wa ‘alâ âli Sayyidinâ Ibrôhîma
Wa bârik ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin wa ‘alâ âli Sayyidinâ Muhammadin kamâ bârokta ‘alâ Sayyidinâ Ibrôhîma wa ‘alâ âli Sayyidinâ Ibrôhîma
Fîl ‘âlamîna innaka hamîdun majîd)
Artinya
---------
“Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad dan keluarganya,, sebagaimana Engkau limpahkan rahmat kepada junjungan kami, Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah keberkahan kepada junjungan kami. Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau limpahkan keberkahan kepada junjungan kami . Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Dzat Yang Mah Terpuji lagi Maha Agung di seluruh alam semesta.”

By : KH. Thobary syadzily

Tidak ada komentar:

Posting Komentar