mandapa za

mandapa za

Rabu, 15 Januari 2014

KEWAFATAN IBUNDA RASULULLAH SAW.

Disebutkan dalam kitab Tafsir al-Quran al-Karim karya Imam Muqatil juz 3 halaman 194: “Ketika beliau Saw. berumur 6 tahun, ia diajak oleh ibundanya bersama dengan Ummu Aiman pergi ke Madinah untuk mengunjungi saudara dari kakeknya yaitu Bani ‘Adiy bin Najjar (keluarga ibunya Sayyid Abdul Muthallib yang bernama Sayyidah Salma binti Zaid bin ‘Adiy). Dan mereka menetap di situ selama satu bulan.”

Disebutkan pula dalam kitab as-Sirah Nabawiyyah juz 1 halaman 65: “Setelah Rasulullah Saw. hijrah ke Madinah, tidak lama kemudian beliau Saw. mengunjungi pula keluarga ibunya Sayyid Abdul Muthallib di daerah Bani Najjar untuk bersilaturrahim. Di situ beliau Saw. melihat rumah yang dulu pernah ia singgahi bersama ibundanya di saat beliau Saw. masih kecil. Kemudian beliau Saw. bersabda kepada para sahabat:

ههنا نزلت بي أمي وأحسنت العوم في بئر بني عدي بن نجار

“Di sinilah dulu aku pernah singgah bersama ibundaku. Dan di daerah ini pula aku dulu belajar berenang.”

Kemudian seorang Yahudi melihatku dan terus menerus memperhatikanku. Lalu ia bertanya kepadaku: “Siapakah namamu?”

Aku menjawab: “Namaku Ahmad.”

Kemudian ia melihat punggungku (menyingkap baju beliau Saw. dan melihat tanda kenabiannya). Dan aku mendengar ia berkata:

هذا نبي هذه الأمة وهذا هجرته

“Anak inilah yang akan menjadi nabinya umat sekarang ini. Dan di Madinah inilah tempat hijrahnya.”

Kemudian ia pergi mengabarkan kepada teman-temannya. Lalu mereka beritahukan hal tersebut kepada ibuku. Karena ibundaku mencemaskan diriku, merasakan khawatir kalau ada sesuatu yang membahayakan diriku, maka ibunda mengajakku pulang ke Makkah. Dan sesampainya di daerah Abwa’, ibundaku sakit. Lalu meninggal dan dikubur di sana dalam usia yang masih sangat muda sekitar 20 tahun.”

Sayyidah Aminah binti Wahb az-Zuhriyyah, diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Ummu Samma’ah binti Abi Ruhm dari ibunya berkata: “Aku menyaksikan Aminah di sakitnya yang dia wafat karenanya, dan Muhammad Saw. masih kecil berumur 5 tahun berada di bagian kepala bundanya. Sayyidah Aminah pun memandang Muhammad Saw. dan bersyair:

بارك فيك الله من غلامِ يا ابن الذي من حومة الحمامِ
نجا بعون الملِكِ المنعامِ فُوديَ غداة الضرب بالسهامِ
بمائة من إبل سوامِ إن صحَّ ما أبصرتُ في منامِي
فأنتَ مبعوث إلى الأنامِ من عند ذي الجلال والإكرامِ
تُبعث في الحل وفي الحرامِ تبعث بالتحقيق والإسلامِ
دين أبيك البرِّ إبراهامِ تبعث بالتخفيف والإسلامِ
أن لا تواليها مع الأقوامِ فالله أنهاك عن الأصنامِ

Kemudian Sayyidah Aminah berkata: “Setiap yang hidup mati, yang baru lapuk, yang tua lenyap, dan aku akan wafat dan namaku akan terus diingat, aku meninggalkan seorang yang mulia dan melahirkan yang suci.”

Kisah ini menunjukkan bagaimana Sayyidah Aminah, bunda Rasulullah Saw. merupakan ahli tauhid, dimana beliau menyatakan agamanya sebagai yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim As. Dan bahwa Muhammad diutus oleh Allah Dzul Jalali wal Ikram, dan mencegahnya dari berhala. Apa ada inti tauhid selain ini?

Adapun ayat dan hadits pelarangan istighfar untuk musyrikin, telah dijelaskan oleh ahli hadits dan sirah bahwa ayat tersebut tidak berhubungan dengan orangtua Rasulullah Saw. Di sana banyak lagi penjelasan berkaitan dengan ahli fatrah dan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar