Dalam kitab as-Sirah an-Nabawiyyah juz 3 halaman 222 disebutkan bahwa sesungguhnya setelah Sayyidah Aminah Ra. melahirkan Nabi Saw., beliau melihat Rasulullah Saw. laksana bulan purnama dan tercium olehnya keharuman yang sangat luar biasa keluar dari tubuh Nabi Saw.
Dan dijelaskan pula di kitab tersebut pada halaman yang sama, bahwa Imam Ahmad bin Hanbal Ra. meriwayatkan hadits dari Anas bin Malik Ra. yang berkata: “Sungguh aku belum pernah mencium bau minyak misik dan ambar yang lebih harum dari harumnya tubuh Rasulullah Saw.”
Dalam kitab yang sama halaman 225, Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Anas bin Malik Ra.: “Suatu hari Rasulullah Saw. datang berkunjung ke rumah kami. Beliau Saw. kemudian tidur qailulah (tidur di waktu Dhuha) di tempat kami. Tiba-tiba ibuku (Ummu Sulaim binti Malhan Ra., saudara sesusu dengan Nabi Saw.) mendekat ke tempat Nabi Saw. dan memasukkan keringat Nabi Saw. yang menetes ke dalam botol. Ketika Rasulullah Saw. terbangun, ditanya Ummu Sulaim Ra.: “Wahai Ummu Sulaim, apa yang sedang kamu lakukan?”
Ummu Sulaim Ra. menjawab: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku sedang mengumpulkan tetesan keringatmu ke dalam botol untuk kami gunakan sebagai wewangian. Karena bau harum keringatmu melebihi segala keharuman minyak wangi.”
Imam Abu Na’im meriwayatkan hadits dari Sayyidah Aisyah Ra. yang berkata: “Sungguh telapak tangan Nabi Saw. lebih lembut daripada sutera. Setiap Nabi Saw. bersalaman dengan seseorang, niscaya bau harumnya tercium sepanjang hari pada orang tersebut. Bau harum beliau Saw. adalah alami, wujud anugerah mukjizat dan kemuliaan dari Allah Swt. Dan setiap anak kecil yang dipegang kepalanya oleh beliau Saw., maka dapat diketahui di antara teman-temannya dengan adanya bau semerbak yang keluar darinya.”
Pada halaman 222, Imam Abu Ya’la dan Imam ath-Thabarani juga meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah Ra.: “Ada seseorang datang menghadap kepada Rasulullah Saw. dan berkata: “Wahai Rasulullah, aku akan menikahkan putriku, tolong bantu aku wahai Rasulullah.”
Rasulullah Saw. menjawab: “Sahabatku, saat ini aku belum punya sesuatu (untuk membantumu), namun besok datanglah kamu ke sini lagi dengan membawa botol yang lebar ujung/mulutnya serta sepotong kayu.”
Esoknya, sahabat tersebut datang menghadap kepada Nabi Saw. dengan membawa botol dan sepotong kayu. Kemudian Nabi Saw. mengambil botol tersebut dan memasukkan keringat beliau Saw. yang sangat suci dan semerbak harum baunya yang mengalir dari lengannya ke dalam botol tersebut sampai penuh. Beliau Saw. lantas bersabda: “Wahai sahabatku, bawalah botol ini. Sampaikan pada putrimu agar dijadikan sebagai wewangian untuk dirinya.”
Kemudian shahabat tersebut melaksanakan perintah Rasulullah Saw. Sehingga setiap putrinya memakai wewangian tersebut, seketika bau harum semerbak memenuhi sekitar rumahnya sampai para tetangganya menamakan rumah sahabat tersebut sebagai “Bait al-Muthayyabin”, yakni rumahnya orang-orang yang baunya sangat harum.”
Pada halaman 225, Imam Abu Na’im juga meriwayatkan hadits dari Sayyidah Aisyah Ra. yang berkata: “Sungguh Rasulullah Saw. adalah insan yang paling tampan wajahnya dan paling bercahaya kulitnya. Tidak pernah seorangpun yang menyifati beliau Saw. kecuali pasti menyerupakan beliau Saw. dengan bulan purnama. Dan setiap beliau Saw. berkeringat, wajahnya pasti bercahaya seperti mutiara yang indah berkilauan yang baunya sangat harum sekali tiada duanya.”
Dalam kitab Madarij ash-Shu’ud halaman 17 disebutkan bahwa sesungguhnya di saat Rasulullah Saw. lahir, banyak dari kaum Quraisy yang menjenguk dan mengucapkan selamat atas kelahiran beliau Saw. Begitu pulang ke rumah, keluarganya terkejut dengan bau harum semerbak darinya dan menanyakan apakah dirinya memakai minyak wangi? Maka mereka pun menjawab bahwa bau semerbak harum ini bukanlah dari minyak wangi, tetapi dirinya baru saja pulang dari menjenguk Muhammad bin Abdullah Saw.
Sesungguhnya ini semua adalah sebagai anugerah yang sangat agung dari Allah Swt. yang dilimpahkan kepada Rasulullah Saw. dan sebagai mukjizat yang menunjukkan keutamaan dan keistimewaan beliau Saw. di Sisi Allah Swt.
Dan begitupun tak mustahil keistimewaan ini ada juga pada pewaris beliau Saw., yakni al-‘ulama para kekasih (wali) Allah Swt. Maka bisa kita katakan, diantara ciri wali Allah adalah tubuhnya tidak mungkin bau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar