ثم ان الملك درمشيل هلك وأقام بعده ابنه توبين فكان أطغى من ابيه فصار نوح يدعوه لما كان يدعو أباه من قبل اليه واستمر نوح يدعوا قومه الى أربعمائة سنة حتى دخل عليه القرن الخامس والقوم على حالهم وكانوا كلما سمعوا صوت نوح عليه السلام يضعون أصابعهم في آذانهم كما أخبر الله العظيم في القرآن الكريم وكان قومه يجمعون له الحجارة فوق الاسطحة فاذا مر عليهم يرمونه بها فيغشى عليه فيظنون أنه قد مات فكانت الطيور تروح عليه بأجنحتها اذا غشى عليه فيفيق فلا زال كذلك حتى مر عليه ستة قرون ودخل فى القرن السابع وهلك الملك توبين واستخلف من بعده ابنه طغردوس فكان أشد طغيانا من أبيه فصار كلما يدعوهم يرمونه بالحجارة كما تقدم
ثم أوحى الله تعالى الى نوح انه لم يبق في أصلاب الرجال ولا في بطون النساء مؤمن يجيب دعوتك وقد أعقمهم الله تعالى فعند ذلك دعا عليهم نوح بأن الله لا يبقى أحدا منهم كما أخبر الله تعالى عنه بقوله(رب لاتذر على الأرض من الكافرين ديارا انك أن تذرهم يضلوا عبادك ولا يلدوا الا فاجرا كفارا) فانفتحت أبواب السماء لدعوته وهاجت عندها الملائكة
Setelah kematian Raja Darmasyil, ia pun digantikan oleh anaknya yang bernama Tubin. Sifatnya lebih kejam dari ayahnya. Namun Nabi Nuh As. tak patah arang untuk terus mengajak sang raja dan kaumnya beriman kepada Allah sebagaimana dulu dilakukan juga pada ayah Raja Tubin. Dakwahnya ini berjalan hingga 400 tahun lamanya. Sampai masuk kurun berikutnya, kurun ke-5, tetap saja kaumnya masih dalam keadaan semula.
Setiap mendengar seruan Nabi Nuh mereka sengaja menutupkan telinganya dengan tangan. Sebagaimana difirmankan Allah Swt. dalam al-Quran, mereka mengumpulkan batu-batu di atas loteng. Disaat Nabi Nuh lewat maka mereka akan melemparinya dengan batu tersebut sampai Nabi Nuh jatuh pingsan. Dan mereka sangka Nabi Nuh telah mati. Saat pingsannya itu, burung-burung pun mengibaskan sayapnya sampai siuman. Keadaan dakwah yang seperti ini terus berlangsung hingga melewati kurun ke-6.
Memasuki kurun yang ke-7, Raja Tubin pun telah mati dan digantikan lagi oleh putranya yang bernama Togrodus. Ia adalah raja yang lebih lalim lagi dari ayahnya. Keadaan dakwah Nabi Nuh pun tak jauh berbeda dengan sebelumnya, selalu saja disambut dengan lemparan batu.
Kemudian Allah Swt. mewahyukan pada Nabi Nuh: “Sekarang tiada lagi satupun dari sulbi laki-laki dan dalam rahim wanita yang mau beriman mengikuti dakwahmu.”
Karena itulah kemudian Allah Swt. berkehendak untuk menenggelamkan mereka. Maka berdakwahlah Nabi Nuh As. pada kaumnya dengan membawa kabar bahwa Allah tidak akan menyisakan sedikitpun dari mereka sebagaimana tercantum dalam QS. Nuh ayat 26-27:
وَقَالَ نُوحٌ رَّبِّ لا تَذَرْ عَلَى الأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا إِنَّكَ إِن تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلا يَلِدُوا إِلاَّ فَاجِرًا كَفَّارًا
“Nabi Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun diantara orang-orang kafir itu tinggal di atas muka bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.”
Maka terbukalah pintu langit atas doa Nabi Nuh As. dan bergemuruhlah para malaikat. (Bada-i’ az-Zuhur fi Waqa-i’ ad-Duhur halaman 51).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar