di dalam kitab “Al-Fawakih ad-Diwani” karya Syeikh Ahmad bin Ghunaim bin Salim al-Nafrawi al-Maliki (wafat 1126 H, juz 2 halaman 439, cetakan “Darul Kutub al-‘Ilmiyyah”, Beirut, Libanon diterangkan tentang boleh hukumnya mengadakan jamuan makanan dan berkumpulnya orang-orang di keluarga mayit dengan tujuan untuk membaca Al-Qur’an dan dzikir untuk kebaikan si mayit dengan keterangan sebagai berikut:
و أما ما يصنعه أقاريب الميت من الطعام و جمع الناس عليه فان كان لقراءة القرأن و نحوها مما يرجى خيره للميت فلا بأس به , و أما لغير ذلك فيكره
Artinya:
“Adapun menghidangkan makanan yang dilakukan oleh keluarga mayit dan berkumpulnya orang-orang dalam acara tersebut (kematian), maka apabila tujuannya untuk membaca Al-Qur’an dan lain-lain (misalnya dzikir) yang dapat diharapkan nilai kebaikannya bagi si mayit, maka hukumnya boleh. ِAdapun selain tujuan itu, maka hukumnya makruh."
Artinya:
“Adapun menghidangkan makanan yang dilakukan oleh keluarga mayit dan berkumpulnya orang-orang dalam acara tersebut (kematian), maka apabila tujuannya untuk membaca Al-Qur’an dan lain-lain (misalnya dzikir) yang dapat diharapkan nilai kebaikannya bagi si mayit, maka hukumnya boleh. ِAdapun selain tujuan itu, maka hukumnya makruh."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar