)وَ( المقالة الثانية )قَالَ( النبي )عَلَيْهِ السَلاَم : عَلَيْكُمْ بِمُجَالَسَةِ الْعُلَمَاءِ (أي العاملين )وَاسْتِمَاعِ كَلاَمِ الْحُكَمَاءِ( أي العالمين بذات الله تعالى المصيبين فى أقوالهم وأفعالهم)فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى يُحْيِي الْقَلْبَ المَيِّتَ بِنُورِ الْحِكْمَةِ( أي العلم النافع )كَمَا يُحْيِي الأَرْضَ المَيْتَةَ بِمَاءِ المَطَرِ(
Nabi Saw. bersabda: “Wajib atas kalian duduk bersama para ulama dan mendengarkan kalam para ahli hikmah. Karena sesungguhnya Allah Swt. akan menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah (ilmu yang bermanfaat) sebagaimana Allah menghidupkan bumi yang mati dengan air hujan.”
Penjelasan Syaikh Nawawi al-Bantani: Ulama di sini adalah yang mengamalkan ilmunya. Ahli hikmah adalah orang yang mengenal Tuhannya serta terterapkan dalam ucapan dan perbuatannya.
وفى رواية الطبراني عن أبى حنيفة "جَالِسُوْا الكُبَراءَ وَسَائِلُوا العُلَماءَ وَخَالِطُوا الحُكَماء". وفى رواية: "جَالِسْ العُلمَاءَ وَصَاحِبْ الحُكَماَءَ وَخَالِطْ الكُبَراَء " أي فإنّ العلماء ثلاثة أقسام: العلماء بأحكام الله تعالى وهم أصحاب الفتوى، والعلماء بذات الله فقط وهم الحكماء ففى مداخلتهم تهذيب للأخلاق لأنهم أشرقت قلوبهم بمعرفة الله وأشرقت أسرارهم بأنوار جلال الله، والعلماء بالقسمين وهم الكبراء، فإن مخالطة أهل الله تكسب أحوالا سنية والنفع باللظ فوق النفع باللفظ فمن نفعك لحظه نفعك لفظه ومن لا فلا.
Dalam riwayat lain dari ath-Thabarani, dari Abu Hanifah Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Duduklah kamu dengan para kubara’, bertanyalah kepada para ulama’ dan berkumpulah dengan para hukama’.”
Riwayat lainnya disabdakan: “Duduklah kamu dengan para ulama’, bersahabatlah dengan para hukama’ dan bergaullah dengan para kubara’.”
Sesungguhnya tipe ulama itu ada 3:
1. Ulama ahli hukum-hukum Allah, merekalah yang berhak berfatwa (mufti).
2. Ulama arif billah, merekalah para “hukama’” (ahli hikmah). Dengan mendekati mereka akan dapat memperbaiki akhlak. Karena sesungguhnya hati mereka terpancar sinar ma’rifat kepada Allah Swt. Demikian juga asrar (rahasia-rahasia) mereka bersinar terang dengan sebab nur keagungan Allah Swt.
3. Ulama ahli hukum-hukum Allah dan arif billah, merekalah yang disebut sebagai “kubara’”.
Sesungguhnya berkumpul dengan para ahlillah akan mempengaruhi kepada tingkah-tingkah luhur serta kemanfaatan lewat perhatian mereka melebihi kemanfaatan yang sekedar melalui ucapan. Barangsiapa yang dengan perhatiannya memberikan kemanfaatan padamu maka ucapannya pun bermanfaat. Sebaliknya, jika perhatiannya tak memberikanmu manfaat maka ucapannya pun takkan bermanfaat.
وكان السهروردي يطوف فى بعض مسجد الخيف بمنى يتصفح الوجوه، فقيل له فيه، فقال: إن لله عبادا إذا نظروا إلى شخص أكسبوه سعادة فأنا أطلب ذلك. قال النبي صلى الله عليه وسلم: "سَيَأْتي زَمَانٌ عَلى أُمَّتِي يَفِرُّوْن منَ العلماءِ والفُقَهاءِ فَيَبْتَلِيَهم اللهُ بِثَلاَثِ بَلِيَّاتٍ، أُوْلاهَا يَرْفَعُ اللهُ البركةَ من كسبهم، والثانيةُ يُسَلِّط اللهُ تعالى عليهم سلطاناً ظالما، والثالثة يخرجون من الدنيا بغير إيمانٍ ".
Suatu waktu Syaikh Suhrawardi pernah berkeliling di Masjid Khaif di Mina, dengan berbagai penjuru arah. Orang yang melihatnya mempertanyakan akan hal itu. Maka Syaikh Suhrawardi pun menjawab: “Sesungguhnya Allah Swt. memiliki para hamba, yang jika mereka memandang kepada seseorang maka beruntunglah orang tersebut. Dan aku sedang mencari yang demikian itu. Sungguh Nabi Saw. pernah bersabda:
“Akan datang suatu masa atas umatku, mereka menjauh dari para ulama dan fuqaha (ahli fiqh). Maka Allah Swt. akan memberikan cobaan bagi mereka dengan tiga cobaan; 1) Allah akan menghilangkan keberkahan dari rizkinya. 2) Allah akan menguasakan kepada mereka penguasa yang dzalim. 3) Mereka akan meninggalkan dunia tanpa membawa iman (mati suul khatimah).”
(Kitab Nashaih al-‘Ibad karya Syaikh Nawawi bin Umar al-Jawi al-Bantani, l
Tidak ada komentar:
Posting Komentar