mandapa za

mandapa za

Kamis, 20 Februari 2014

SEJARAH WALI SONGO (BAGIAN II)

WALI SONGO BERDASARKAN FASE-KURUN WAKTU

Wali Songo berarti sembilan orang wali. Walisongo adalah sebuah majelis dakwah yang pertama kali didirikan oleh Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) pada tahun 1.404 M/808 H. Saat itu, majelis dakwah Wali Songo beranggotakan Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik), Maulana Ishaq (Sunan Wali Lanang), Maulana Ahmad Jumadil Kubro (Sunan Kubrawi), Maulana Muhammad al-Maghrabi (Sunan Maghribi), Maulana Malik Israil (dari Champa), Maulana Muhammad Ali Akbar, Maulana Hasanuddin, Maulana ‘Aliyuddin dan Syaikh Subakir.

Dari nama para Wali Songo tersebut, pada umumnya terdapat sembilan nama yang dikenal sebagai anggota Wali Songo yang paling terkenal, yaitu:
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim), Gapura Wetan, Gresik
2. Sunan Ampel (Raden Rahmatullah), Ampeldenta, Surabaya
3. Sunan Bonang (Raden Makhdum Ibrahim), Tuban
4. Sunan Drajat (Raden Qasim), Paciran, Lamongan
5. Sunan Kudus (Raden Ja’far Shadiq), Kudus
6. Sunan Giri (Raden Paku atau ‘Ainul Yaqin), Giri, Gresik
7. Sunan Kalijaga (Raden Said), Kadilangu, Demak
8. Sunan Muria (Raden Umar Said) Kolo, Gunung Muria
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah), Gunung Sembung, Cirebon

Maulana Malik Ibrahim adalah yang tertua. Sunan Ampel merupakan anak Maulana Malik Ibrahim. Sedangkan Sunan Giri adalah anak dari saudaranya Maulana Malik Ibrahim yang berarti juga sepupu Sunan Ampel. Sunan Bonang dan Sunan Drajat adalah anak dari Sunan Ampel. Sunan Kalijaga merupakan sahabat sekaligus murid Sunan Bonang. Sunan Muria adalah anak Sunan Kalijaga. Sunan Kudus merupakan murid Sunan Kalijaga. Sunan Gunung Jati adalah sahabat para Sunan, kecuali Maulana Malik Ibrahim yang lebih dahulu meninggal.

~ Walisongo Menurut Periode Waktu

Menurut buku Haul Sunan Ampel Ke-555 yang ditulis oleh KH. Mohammad Dahlan, majelis dakwah yang secara umum dinamakan Wali Songo, sebenarnya terdiri dari beberapa angkatan. Para Wali Songo tidak hidup dalam satu masa. Namun demikian, diantara kesembilan wali ini, mereka semua mempunyai sebuah bentuk ikatan yang amat erat, jika tiada hubungan darah di antara mereka, pasti ada hubungan di antara guru dan murid. Bila ada seorang anggota majelis yang wafat, maka posisinya digantikan oleh tokoh lainnya:

a. Angkatan ke-1 (1404-1435 M), terdiri dari:
1) Maulana Malik Ibrahim (wafat 1419),
2) Maulana Ishaq,
3) Maulana Ahmad Jumadil Kubro,
4) Maulana Muhammad al-Maghrabi,
5) Maulana Malik Israil (wafat 1435),
6) Maulana Muhammad Ali Akbar (wafat 1435),
7) Maulana Hasanuddin,
8) Maulana ‘Aliyuddin, dan
9) Syaikh Subakir (Syaikh Muhammad al-Baqir).

b. Angkatan ke-2 (1435-1463 M), terdiri dari:
1) Sunan Ampel (yang tahun 1419 menggantikan Maulana Malik Ibrahim),
2) Maulana Ishaq (wafat 1463),
3) Maulana Ahmad Jumadil Kubro,
4) Maulana Muhammad al-Maghrabi,
5) Sunan Kudus (yang tahun 1435 menggantikan Maulana Malik Israil),
6) Sunan Gunung Jati (yang tahun 1435 menggantikan Maulana Muhammad Ali Akbar),
7) Maulana Hasanuddin (wafat 1462),
8) Maulana ‘Aliyuddin (wafat 1462),
9) dan Syaikh Subakir (wafat 1463).

c. Angkatan ke-3 (1463-1466 M), terdiri dari:
1) Sunan Ampel,
2) Sunan Giri (yang tahun 1463 menggantikan Maulana Ishaq),
3) Maulana Ahmad Jumadil Kubro (wafat 1465),
4) Maulana Muhammad al-Maghrabi (wafat 1465),
5) Sunan Kudus,
6) Sunan Gunung Jati,
7) Sunan Bonang (yang tahun 1462 menggantikan Maulana Hasanuddin),
8) Sunan Drajat (yang tahun 1462 menggantikan Maulana ‘Aliyyuddin), dan
9) Sunan Kalijaga (yang tahun 1463 menggantikan Syaikh Subakir).

d. Angkatan ke-4 (1466-1513 M, terdiri dari:
1) Sunan Ampel (wafat 1481),
2) Sunan Giri (wafat 1505),
3) Raden Fattah (yang pada tahun 1465 menggantikan Maulana Ahmad Jumadil Kubra),
4) Fathullah Khan/Falatehan (yang pada tahun 1465 mengganti Maulana Muhammad al-Maghrabi),
5) Sunan Kudus,
6) Sunan Gunung Jati,
7) Sunan Bonang,
8) Sunan Drajat, dan
9) Sunan Kalijaga (wafat 1513).

e. Angkatan ke-5 (1513-1533 M), terdiri dari:
1) Syaikh Siti Jenar (yang tahun 1481 menggantikan Sunan Ampel dan wafat pada 1517),
2) Raden Faqih/Sunan Ampel II (yang tahun 1505 menggantikan kakak iparnya, Sunan Giri),
3) Raden Fattah (wafat 1518),
4) Fathullah Khan/Falatehan,
5) Sunan Kudus (wafat 1550),
6) Sunan Gunung Jati,
7) Sunan Bonang (wafat 1525),
8) Sunan Drajat (wafat 1533), dan
9) Sunan Muria (yang tahun 1513 menggantikan ayahnya, Sunan Kalijaga).

f. Angkatan ke-6 (1533-1546 M), terdiri dari:
1) Syaikh Abdul Qahhar/Sunan Sedayu (yang tahun 1517 menggantikan ayahnya, Syaikh Siti Jenar),
2) Raden Zainal Abidin/Sunan Demak (yang tahun 1540 menggantikan kakaknya, Raden Faqih Sunan Ampel II),
3) Sultan Trenggana (yang tahun 1518 menggantikan ayahnya, Raden Fattah),
4) Fathullah Khan (wafat 1573),
5) Sayyid Amir Hasan (yang tahun 1550 menggantikan ayahnya, Sunan Kudus),
6) Sunan Gunung Jati (wafat 1569),
7) Raden Hisanuddin/Sunan Lamongan (yang tahun 1525 menggantikan kakaknya, Sunan Bonang),
8) Sunan Pakuan (yang tahun 1533 menggantikan ayahnya, Sunan Drajat), dan
9) Sunan Muria (wafat 1551).

g. Angkatan ke-7 (1546-1591 M), terdiri dari:
1) Syaikh Abdul Qahhar (wafat 1599),
2) Sunan Prapen (yang tahun 1570 menggantikan Raden Zainal Abidin Sunan Demak),
3) Sunan Prawoto (yang tahun 1546 menggantikan ayahnya, Sultan Trenggana),
4) Maulana Yusuf cucu Sunan Gunung Jati (yang pada tahun 1573 menggantikan pamannya, Fathullah Khan),
5) Sayyid Amir Hasan,
6) Maulana Hasanuddin (yang pada tahun 1569 menggantikan ayahnya, Sunan Gunung Jati),
7) Sunan Mojoagung (yang tahun 1570 menggantikan Sunan Lamongan),
8) Sunan Cendana (yang tahun 1570 menggantikan kakeknya, Sunan Pakuan), dan
9) Sayyid Shaleh/Panembahan Pekaos anak Sayyid Amir Hasan (yang tahun 1551 menggantikan kakek dari pihak ibunya, Sunan Muria).

h. Angkatan ke-8 (1592-1650 M), terdiri dari:
1) Syaikh Abdul Qadir/Sunan Magelang (yang menggantikan Sunan Sedayu, wafat 1599),
2) Baba Daud ar-Rumi al-Jawi (yang tahun 1650 menggantikan gurunya, Sunan Prapen),
3) Sultan Hadiwijaya/Joko Tingkir (yang tahun 1549 menggantikan Sultan Prawoto),
4) Maulana Yusuf,
5) Sayyid Amir Hasan,
6) Maulana Hasanuddin,
7) Syaikh Syamsuddin Abdullah as-Sumatrani (yang tahun 1650 menggantikan Sunan Mojoagung),
8) Syaikh Abdul Ghafur bin Abbas al-Manduri (yang tahun 1650 menggantikan Sunan Cendana), dan
9) Sayyid Shaleh/Panembahan Pekaos.

#Tolong dikoreksi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar