mandapa za

mandapa za

Kamis, 20 Februari 2014

TERCIPTANYA MANUSIA SEJAK AWAL MEMANG DITAKDIRKAN SEDIH LEBIH BANYAK DARI SENANGNYA

قال فلما قبض منها ومضى بكت على ما نقص منها فأوحى الله اليها انى سوف أرد إليك ما أخذ منك وهو قوله تعالى)منها خلقناكم وفيها نعيدكم ومنها نخرجكم تارة أخرى( ثم أن الله تعالى أمر عزرائيل أن يضع تلك القبضة على باب الجنة فلما وضعها أمر الله رضوان خازن الجنان أن يعجنها بماء التسنيم ثم أمر الله تعالى جبرائيل بأن يأتى بالقبضة البيضاء التى هي قلب الأرض فخلق منها الأنبياء ثم خلط الطين بالماء حتى صارت معجنة كبيرة وقد قيل في المعنى يا مشتكى الهم دعه وانتظر فرجا ... ودار وقتك من حين الى حين
ولا تعاند اذا أصبحت في كدر ... فانما أنت من ماء ومن طين
فلما عجنت تركت أربعين سنة حتى صارت طينا لاز ياثم تركت أربعين سنة أخرى حتى صارت صلصالا كالفخار ثم جعل من تلك العجينة جسدا مصورا وألقاه على طريق الملائكة التى تصعد منها وتهبط وترك أربعين سنة ملقى على تلك الهيئة قال تعالى)هل أتى على الانسان حين من الدهر لم يكن شيئا مذكورا( قال ابن عباس الحين أربعون سنة قال الثعلبي أن الله تعالى لما عجن طينة آدم عليه السلام أمطر عليها سحائب الهموم والحزن أربعين سنة ثم أمطر عليها السرور والفرح سنة واحدة فلذلك صار الهم أكثر من الفرح والحزن أكثر من السرور

Imam ats-Tsa’labi kembali menjelaskan bahwa setelah segenggam tanah diambil maka bumi pun menangis merasakan kehilangan. Lalu Allah Swt. berfirman padanya: “Sungguh suatu saat nanti Kukan kembalikan lagi apa yang telah Kuambil darimu.” Hal ini sebagaimana firman Allah dalam QS. Thaha ayat 55:

منها خلقناكم وفيها نعيدكم ومنها نخرجكم تارة أخرى

“Dari bumi (tanah) itulah Kami jadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.”

Diutuslah Malaikat Izrail As. oleh Allah Swt. agar segenggam tanah itu diletakkan di pintu surga. Kemudian Allah mengutus Malaikat Penjaga Surga, yaitu Ridhwan, agar dari segenggam tanah tadi dijadikan adonan dengan dicampur air dari Bengawan Tasnim. Lalu Allah Swt. mengutus Jibril As. agar mendatangkan segumpal tanah yang putih, yaitu hati atau intisari bumi. Dan dari itulah Allah menciptakan para nabi. Kemudian Allah mencampur tanah tersebut dengan air sehingga menjadi adonan yang besar.

Disebutkan dalam sebuah syair:

يا مشتكى الهم دعه وانتظر فرجا ... ودار وقتك من حين الى حين
ولا تعاند اذا أصبحت في كدر ... فانما أنت من ماء ومن طين

“Wahai yang mengadukan kesusahan. Tinggallah ia dan tunggulah solusi baginya.
Waktumu terus berputar dari masa ke masa. Jangan kau tentang jika saat mengeruh, karena sesungguhnya kamu tercipta dari paduan air dan tanah.”

Setelah menjadi adonan, ia dibiarkan selama 40 tahun sehingga menjadi tanah yang keras. Kemudian dibiarkan lagi selama 40 tahun sehingga menjadi seperti batu bata. Kemudian baru dibentuk jasad lalu diletakkan di jalan yang mana para malaikat biasa melewatinya saat mau naik atau turun. Di situ juga dibiarkan selama 40 tahun. Allah Swt. berfirman dalam QS. al-Insan ayat 1:

هل أتى على الانسان حين من الدهر لم يكن شيئا مذكورا

“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?”

Ibnu Abbas Ra. berkata: “Yang dimaksud masa tersebut adalah 40 tahun.”

Imam ats-Tsa’labi menjelaskan bahwa ketika Allah Swt. membuat adonan pada tanah liat Adam, Ia menyiramnya dengan hujan kesedihan dan kesusahan selama 40 tahun. Kemudian Ia menyiramkan hujan kebahagiaan selama 1 tahun. Maka dari itu dalam kehidupan ini susah itu lebih banyak daripada senang, dan sedih lebih banyak daripada bahagianya. (Bada-i’ az-Zuhur fi Waqa-i’ ad-Duhur halaman 38).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar